makalah organisasi pergerakan nasional : sarana perjuangan melawan kolonialisme di indonesia

On Selasa, 16 Mei 2017 1 komentar

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang  organisasi pergerakan nasional : sarana perjuangan melawan kolonialisme di indonesia “ dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Industri ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.    Bapak Drs. Nofrizal,M.si selaku kepala SMK Negeri 2 Batam.
2.    Bapak Dhenny Asmarazisa Azis,SH,MM selaku guru mata pelajaran sejarah di SMK Negeri 2 Batam.
3.    Ibu Marlia ,S.Pd selaku wali kelas XI Akuntansi 3 di SMK Negeri 2 Batam.
4.    Serta teman-teman dan orang tua penulis yang membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Sejarah zaman Pergerakan Nasional. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
 Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

                                                                                    Batam,            Mei  2016



          Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG MASALAH
Masa pergerakan nasional di Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi pergerakan nasional. Pemuda Indonesia dengan gerakan kepemudaan merupakan martir untuk memperjuangkan hak dan cita-cita bangsa. Di tangan kaum mudalah harapan bangsa dapat terwujud. Bila berkaca pada sejarah, gerakan pemuda Indonesia ditandai oleh lahirnya organisasi modern yang disebut Boedi Oetomo pada tahun 1908. Kemudian diikrarkannya Sumpah Pemuda pada tahun 1928 sebagai kesepakatan untuk menyatukan unsur-unsur heterogen pemuda menjadi bangsa yang satu. Dalam masa pertama dari pergerakan Indonesia pada periode Budi Utomo, gerakan wanita baru berjuang untuk kedudukan sosial saja. Soal-soal politik belum dalam jangkauannya. Mengenai kemerdekaan tanah-air masih terlalu jauh dari penglihatan dan pemikirannya. Kesibukan-kesibukan pada Periode Perintis dibidang pendidikan, pengajaran, kerumahtanggaan masih berlanjut

B.  RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana perkembangan pergeraan nasional di indonesia ?
2.      Apa saja faktor pendorong lahirnya pergerakan nasional di indonesia ?
3.      Apa saja organisasi awal pergerakan di indonesia ?
4.      Apa saja jenis-jenis organisasi pergerakan nasional yang ada di indonesia?

C.  TUJUAN
1.  Untuk mengetahui dan memahami latar belakang lahirnya organisasi – organisasi pergerakan yang ada di indonesia.
2.  Untuk Mengetahui jenis-jenis organisasi pergerakan nasional yang ada di indonesia
3.  Untuk mengetahui organisasi awal pergerakan di indonesia
4.  Untuk mengetahui faktor pendorong lahirnya pergerakan nasional di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
a)  KARAKTERISTIK PERJUANGAN SETELAH TAHUN 1908

No
Sebelum tahun 1908
Sesudah tahun 1908
1
Dipimpin raja atau bangsawan dan tokoh agama
Dipimpin dan digantikan oleh kaum terpelajar
2
Bersifat kedaerahan /lokal
Bersifat nasional dan telah ada kerjasama antar daerah
3
Perjuangan dilakukan secara fisik
Diplomasi dengan menggnakan cara-cara modern seperti media,perundingan,lobi,mogok dan sebagainya
4
Terfokus pada pemimpin kharismatik
Memiliki organisasi
5
Bersifat reaktif atau spontan
Memiliki visi dan misi yang jelas yaitu indonesia merdeka

1.    Dipimpin dan digantikan oleh kaum terpelajar
Sebagian kaum ini berasal dari kaum bangsawan namun mereka adalah orang orang yang terdidik dan terpelajar yang tidak terlepas  dari politik etis pemerintah belanda .semula yang dimaksdkan untuk memproleh tenaga kerja murah malah menjadi golongan cendikiawan melawan kolonialisme .antara lain dr sutomo,soekarno,moh hatta,sutan sjahrir dan suwardi suryaningrat
2.    Bersifat nasional
Hampir seluruh nusantara menjadi satu kesatuan politik,hukum,pemerintahan yang merupakan cita cita belanda melalui pax netherlandica Yang menumbuhkan rasa persatuan yang melahirkan kesadaran berbangsa dengan identitas senasib sepenanggungan.dan salah satu faktor terjadinya hubungan antar cendekiawan berbagai daerah pendidikan yang merupaka peran kaum terpelajar
3.    Diplomasi dengan cara modern
Dialtar belakangi kesadaran bangsa indonesia tidak sanggup menanding kekuatan keuangan ,persenjataan,serta organisasi politik-militer belanda .melalui media massa para aktivis organisasi pergerakan melakukan kritik serta agitasi menentang berbagai kebijakan pemerintah kolonial belanda
4.    Memiliki organisasi
Pada saat sebelum tahun 1908 saat para kalangan raja/bangsawan dan ulama wafatatau diasingkan perlawanan pun berhenti.setelah tahun 1908 perlawanan bergantung pada oraganisasi-organisasi pergerakan dengan sistem yang rapi dengan demikian keberlangsungan gerakan terjaga
5.    Memiliki visi dan misi yang jelas
Sebelum 1908 perjuangan bertujuan untuk membebaskan daerah yang menjadi tawanan belanda.seiring muncul kesadaran bebangsa setelah 1908 melalui organisasi-organisasi pergerakan diarahkan pada satu visi dan misi yang jelas yaitu kemerdekaan indonesia.


b)  FAKTOR PENDORONG LAHIRNYA ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL
       i.       Pengaruh yang datang dari dalam (internal)
1.            Kenangan kejayaan masa lampau         
sebelum imperialisme bangsa Eropa (Barat) masuk ke wilayah Indonesia, banyak terdapat kerajaan yang besar dan jaya, seperti Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang menguasai jalur pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka. Kerajaan ini pernah menjadi pusat perdagangan dan bahkan pusat penyebaran agama Budha di Asia Tenggara.
2.            Penderitaan dan kesengsaraan akibat imperialisme
muncul dan berkembangnya imperialisme di dunia membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan masyarakat, khususnya di wilayah Indonesia. Pelaksanaan imperialisme di wilayah ini menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan bagi bangsa pribumi, karena kaum penjajah hanya berusaha untuk mengeruk keuntungan demi kejayaan bangsanya sendiri. Kesengsaraan dan penderitaan inilah yang menjadi alasan atau pendorong munculnya periawanan-perlawanan bangsa Indonesia.
3.            Munculnya golongan cendekiawan
golongan cendekiawan muncul dimana-mana sebagai akibat dari perkembangan dan peningkatan pendidikan. Akibat lanjut dari penyebaran kaum cendekiawan di dalam masyarakat, timbullah berbagai gerakan yang menentang penjajah. Oleh karena itu, kaum cendekiawan pribumi tampil di atas panggung politik dan menjadi penggerak atau pimpinan pergerakan nasional bangsa Indonesia.
4.            Kemajuan dalam bidang politik, sosial-ekonomi dan kebudayaan
muncul dan berkembangnya gerakan nasionalisme Indonesia juga disebabkan oleh kemajuan-kemajuan di bidang politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan bangsa Indonesia :
a)            Kemajuan di bidang politik; kegiatan gerakan atau partai-partai nasionalis ingin menumbangkan dominasi politik kaum imperialis dan kolonialis Belanda (Barat). Kekuasaan kaum pribumi pada masa itu terkungkung oleh pengaruh politik kolonial Belanda yang ketat dan kejam. Praktek-praktek penyalahgunaan kekuasaan dan pelecehan hak asasi manusia sering mewarnai kehidupan politik pemerintahan kolonial, maka golongan nasionalis tampil menyuarakan aspirasi masyarakat yang terjajah.
b)    Kemajuan di bidang sosial ekonomi; masalah itu terlihat dalam penghapusan eksploitasi ekonomi asing. Penghapusan itu bertujuan untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan sesuai dengan cita-dta keadilan sosial. Kesadaran meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia menjadi prioritas dan cita-cita perjuangan kaum nasionalis.
c)    Kemajuan di bidang budaya; kaum nasionalis melihat kebudayaan asli hampir punah dan berada dalam keadaan sekarat, sehingga perlu diberikan perlindungan dan rekonstruksi yang memadai. Para pejuang nasionalis perlu memperhatikan dan menjaga kelestarian serta menumbuhkembangkan kebudayaan asli atau memadukan kedua kebudayaan itu. Oleh karena perkembangan kebudayaan asli yang tidak menggembirakan itu, maka para pejuang nasionalis menjadikan sektor kebudayaan menjadi salah satu cita-cita perjuangannya.

Ketiga bidang tersebut merupakan kesatuan yang diperjuangkan secara serentak, karena ketiganya memberikan ciri-ciri perjuangan nasionalis bangsa Indonesia. Paham nasionalis pada mulanya berkembang secara lokal atau daerah, namun kemudian menjadi kolektif dan meluas ke seluruh wilayah Indonesia yang terjajah dan akhirnya menjadi paham nasionalis dari bangsa Indonesia.
    ii.        Pengaruh yang datang dari luar negeri (ekstemal)
1.    Kemenangan Jepang terhadap Rusia (1905);
Modernisasi Jepang telah membawa banyak perubahan terhadap perkembangan negeri dan bangsa Jepang di dunia internasional pada masa itu. Jepang maju dengan pesat dalam segala bidang. Bahkan kekuatan militer Jepang harus diperhitung-kan oleh bangsa-bangsa Barat, termasuk Amerika Serikat pada masa itu. Untuk membuktikan kekuatan militer Jepang, Korea menjadi sasaran pertamanya. Kemenangan yang diperolehnya dalam perang Jepang melawan Korea, menyebabkan pasukan Jepang melanjutkan ekspansinya ke Manchuria. Dalam penyerangan Jepang terhadap Manchuria itulah pasukan Jepang berhadapan dengan Rusia, dan ternyata berdampak sangat luas di wilayah Asia. Bangsa-bangsa di Asia mulai bangkit menentang penjajahan Barat. Hal ini membuktikan bahwa di berbagai daerah Asia muncul dan berkembang gerakan-gerkan yang bersifat nasional seperti di China, Filipina, India, Turki, Indonesia bahkan sampai ke daratan Afrika seperti Mesir dan sebagainya.
2.    Pergerakan Kebangsaan India;
Di dalam menghadapi penjajahan Inggris, kaum pergerakan rakyat India membentuk organisasi kebangsaan yang dikenal dengan nama All India National Congres. Tokoh-tokoh yang terkenal dalam organisasi itu seperti Mahatma Gandhi, Pandit J. Nehru, B.C. Tilak, Moh. Ali Jinah, Iskandar Mirza, Liquat Ali Khan dan sebagainya. Di antara para pemimpin India itu, yang lebih terkenal adalah Mahatma Gandhi yang memiliki dasar perjuangan sebagai berikut.
(a). Ahimwi (dilarang membunuh), yaitu gerakan anti peperangan,     (b). Hartnl yaitu suatu gerakan rakyat India dalam bentuk aksi yang tidak berbuat apapun walaupun mereka tetap masuk kantor ataupun pabrik dan sebagainya,
(c). Satyagrnhn yaitu suatu gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah kolonial Inggris,
(d).Swacicsi yaitu gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan negeri sendiri.
3.    Gerakan Kebangsaan Filipina;
Gerakan rakyat Filipina digerakkan dan dikobarkan oleh Dr. Jose Rizal dengan tujuan untuk mengusir penjajah bangsa Spanyol dari wilayah Filipina. Dr. Jose Rizal berhasil ditangkap dan pada tanggal 30 September 1896, ia dijatuhi hukuman mati. Kemudian gerakannya dilanjutkan oleh Emilio Aquinaldo dan berhasil memproklamasikan kemerdekaan Filipina tanggal 12 Juni 1898 namun kemerdekaan yang berhasil diperolehnya itu tidak dapat bertahan lama, karena kemunculan Amerika Serikat yang berhasil menghapuskan kemerdekaan itu. Filipina dikuasai oleh Amerika Serikat dan baru diberi kemerdekaan oleh Amerika Serikat pada tanggal 4 Juli 1946.
4.    Gerakan Nasionalis Rakyat China;
Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen. la mengadakan pembaharuan di segala sektor kehidupan bangsa China. Dasar perjuangan yang dikemukakan oleh Sun Yat Sen adalah San Min Chu I yang terdiri dari :
(a). Republik China adalah suatu negara nasional China,
(b). Pemerintah China disusun atas dasar demokrasi atau kedaulatan berada di tangan rakyat,
(c). Pemerintah China mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya.
5.    Pergerakan Turki Muda (1908);
Gerakan ini dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha. la menuntut adanya pembaharuan dan moderrusasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya.
6.     Pergerakan Nasionalisme Mesir;
Gerakan ini dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama Inggris atas negeri Mesir.

Dengan berkembangnya pergerakan nasional di berbagai daerah di Asia maupun di Afrika berpengaruh sangat besar terhadap perjuangan rakyat Indonesia di dalam menentang kekuasaan kolonial Belanda. Gerakan-gerakan yang muncul di Indonesia ditandai dengan munculnya organisasi-organisasi modern yang didirikan oleh kalangan terpelajar. Tujuan akhir dari setiap organisasi pergerakan rakyat Indonesia adalah terlepas dari kekuasaan penjajahan kolonial Belanda atau memerdekakan bangsa Indonesia. Muncul­nya pergerakan rakyat Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908. Bahkan tahun ini dijadikan tonggak bersejarah bangkitnya bangsa Indonesia untuk menentang kekuasaan kolonial Belandag.  
c)  PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
Organisasi pada masa awal pergerakan nasional :
a)        Budi Utomo
Latar belakang pendirian
Pada tahun 1906, Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo mengadakan kampanye menghimpun dana pelajar (Studie Fund) di kalangan priyayi di Pulau Jawa yang bertujuan untuk meningkatkan martabat rakyat dan membantu para pelajar yang kekurangan dana. Usaha tersebut dapat menarik simpati dari Dr. Sutomo salah satu mahasiswa STOVIA Jakarta. Akhirnya berdirilah Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 dengan ketuanya Dr. Sutomo.
Tujuan mula Budi Utomo
Asal mula berdirinya Budi Utomo bukanlah partai politik karena tujuannya ingin memperbaiki pelajaran di sekolah-sekolah, mengumpulkan dana untuk memfasilitasi anak-anak bersekolah, membuka sekolah pertanian, memajukan teknik dan industri, menghidupkan kembali seni dan kebudayaan bumi putera, dan menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan dalam rangka mencapai kehidupan rakyat yang layak.
Kepengurusan Budi Utomo (Kongres I tanggal 3-5 Oktober 1908)
·  Ketua (Raden Tumenggung Aryo Tirtokusumo)
·  Wakil ketua (Wahidin Sudirohusodo)
·  Sekretaris I (Mas Ngabei Dwidjosewojo), sekretaris II    (Raden Sostrosugondo)
·  Bendahara (Raden Mas Panji Gondoatmodjo)
·  Komisaris (Raden Mas Arjo Surdiputro, R.M. Panji Gondosumarjo, R. Djojosubroto, Dr. Cipto Mangunkusumo).
Seiring dengan perkembangan zaman, Budi Utomo menjadi sebuah partai politik sejak tahun 1915. Yang menjadikan Budi Utomo sebagai partai politik yaitu: Melancarkan isu pentingnya pertahanan sendiri dari serangan bangsa lain; Menyokong gagasan wajib militer pribumi; Mengirimkan komite Indie Weerbaar ke Belanda untuk pertahanan Hindia; Ikut duduk dalam Volksraad (Dewan Rakyat); Membentuk Komite Nasional untuk menghadapi pemilihan anggota volksraad.Kelahiran Budi Utomo merupakan tonggak awal kebangkitan bangsa, oleh sebab itu setiap tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
b)   Sarekat Islam (SI)
Latar belakang pendirian
Awal berdirinya organisasi ini bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Organisasi ini didirikan oleh H. Samanhudi pada tahun 1911 di Solo. SDI bergerak dalam bidang agama dan perdagangan. Dalam bidang agama yaitu menitikberatkan pelaksanaan syariat Islam. Sedang dalam bidang perdagangan yaitu membela kepentingan pedagang Islam dari dominasi pedagang Cina.
Strategi Sarekat Islam
Agar jumlah anggota semakin besar tidak hanya pegadang Islam saja, maka pada tanggal 18 September 1912, Sarekat Dagang Islam diubah menjadi Sarekat Islam (SI) yang tokoh-tokohnya yaitu HOS Cokroaminoto, Abdul Muis, H. Agus Salim dan Suryo Pranoto. Untuk menyebarkan propaganda perjuangannya, Sarekat Islam menerbitkan surat kabar yang bernama Oetoesan Hindia.
Tujuan Sarekat Islam
·        Mengembangkan jiwa berdagang.
·        Memberi bantuan kepada anggotanya yang mengalami kesukaran.
·        Memajukan pengajaran dan semua yang mempercepat naiknya derajat bumi putera.
·        Menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang agama Islam.
·        tidak bergerak dalam bidang politik dan menggalang persatuan umat Islam hingga saling tolong-menolong.
Perpecahan dalam Sarekat Islam
Pada tahun 1920 Sarekat Islam pecah menjadi dua, yakni: SI Putih, yang berhaluan nasionalisme dan Islam. Berpusat di Yogyakarta dan dipimpin oleh H. Agus Salim, HOS Cokroaminoto, Abdul Muis dan Suryo Pranoto; SI Merah, yang berhaluan komunis. Berpusat di Semarang dan dipimpin oleh Semaun dan Darsono.
Dalam kongresnya di Madiun, SI Putih berganti nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Kemudian pada tahun 1927 berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti nama menjadi Sarekat Rakyat (SR) yang merupakan pendukung kuat Partai Komunis Indonesia (PKI).
c)    Muhammadiyah
Muhammadiyah berdiri pada 18 Nopember 1912 di Yogyakarta didirikan oleh KH Ahmad Dahlan (1868-1923) seorang ulama besar dari Yogyakarta. Dengan tujuan : (1) mengembangkan agama Islam sesuai perintah dan ajaran Nabi Muhammad SWA; (2) membantu dan meningkatkan kehidupan masyarakat; (3) memajukan pendidikan di Indonesia.
Amal usaha yang dilakukan Muhammadiyah dalam upaya menjunjung tinggi dan menegakkan agama Islam, meliputi : (1) mendirikan, memelihara, dan membantu mendirikan sekolah-sekolah berdasarkan agama Islam untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia; (2) Mendirikan dan memelihara tempat ibadah; (3) mendirikan dan memelihara rumah sakit untuk menjaga kesehatan masyarakat; (4) mendirikan dan memelihara panti asuhan untuk anak yatim piatu; (5) membentuk badan perjalanan haji ke tanah suci; (6) membentuk organisasi otonom untuk menampung masyarakat sesuai usia, jenis kelamin untuk berjuang meningkatkan martabat sebagai orang Islam.
Organisasi ini bernama Muhammadiyah yang artinya pengikut Nabi Muhammad dengan berupaya menjalankan ajaran Islam sesuai ajarannya.

Periode nasionalisme politik

a)   Indische Partij (IP)
Latar belakang pendirian
Indische Partij berdiri tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh Tiga Serangkai yaitu Douwes Dekker, Suwardi Suryaningrat dan Dr. Cipto Mangunkusumo. Pendirian Indische Partij dimaksudkan untuk menggantikan Indische Bond yang merupakan organisasi orang-orang Indo dan Eropa di Indonesia.
Tujuan Indische Partij
Indische Partij merupakan organisasi pergerakan yang secara terang-terangan bergerak di bidang politik dan ingin mencapai Indonesia merdeka. Hal ini dapat diketahui dari tujuannya yaitu membangunkan patriotisme semua indiers terhadap tanah air dan untuk mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka. Cita-cita dan tujuan Indische Partij disebarluaskan melalui majalah Het Tijdschrifc dan surat kabar De Express terbitan Bandung.
Langkah Indische Partij dalam mempersiapkan kemerdekaan
Melalui sarana surat kabar De Express, tokoh Indische Partij mengkritik pemerintah Belanda. Kritikan pertama dari Suwardi Suryaningrat yang menulis artikel dengan judul ‘Als ik een Nederlander was’ (Andaikan aku seorang Belanda), membuat pemerintah Belanda menangkapnya dan diasingkan ke Belanda. Kritikan berikutnya dari Dr. Cipto Mangunkusumo, yang menulis artikel melalui De Express pada tanggal 26 Juli 1913 dengan berjudul Kracht of Vrees? (berisi tentang kekhawatiran, kekuatan, dan ketakutan). Artikel tersebut membuat pemerintah Belanda marah dan mengasingkannya ke Belanda.
Kejadian ini membuat Douwes Dekker ikut mengkritik pemerintah Belanda pada tanggal 5 Agustus 1913, juga melalui De Express dengan judul Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemo en Soewardi Soerjaningrat (Pahlawan kita: Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat). Akhirnya Douwes Dekker juga ikut ditangkap dan diasingkan ke Belanda.
Karena sakit yang dideritanya maka pada tahun 1914, Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia sedangkan Suwardi Suryaningrat dan Douwes Dekker baru kembali ke Indonesia pada tahun 1919. Dalam perkembangannya, Douwes Dekker ditangkap lagi dan dibuang ke Suriname, Amerika Latin.
b)  Gerakan pemuda
Trikoro Dharmo / Tri Koro Dharmo
Trikoro Dharmo adalah sebuah perkumpulan pemuda yang berasal dari Jawa. Trikoro Dharmo didirikan di Jakarta pada tanggal 7 Maret 1915 oleh R. Satiman Wiryosanjoyo, Sunardi, dan Kadarman di gedung kebangkitan nasional.. Trikoro Dharmo artinya tiga tujuan mulia (= sakti, budi, bhakti).
Adapun tujuan Trikoro Dharmo adalah mencapai jaya raya dengan jalan memperkukuh persatuan antarpemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok. Untuk mencapai tujuan, usaha-usaha yang dilakukan Trikoro Dharmo adalah menambah pengetahuan umum bagi anggotanya; memupuk tali persaudaraan antar murid bumiputra sekolah menengah, sekolah guru, dan sekolah kejuruan; membangkitkan dan mempertajam perasaan untuk segala bahasa budaya Indonesia, khususnya Jawa.
Pada tahun 1918, nama Trikoro Dharmo diubah menjadi Jong Java.Kegiatannya berkisar pada bidang sosial, budaya, pemberantasan buta huruf,kepanduan, seni, dan lainnya.
Berdirinya Jong Java di Batavia memberikan inspirasi bagi pemuda-pemuda Sumatra yang sedang belajar di Batavia untuk mendirikan organisasi serupa. Jong Sumatranen Bond (JSB) adalah perkumpulan yang bertujuan untuk mempererat hubungan di antara murid-murid yang berasal dari Sumatra, mendidik pemuda Sumatra untuk menjadi pemimpin bangsa serta mempelajari dan mengembangkan budaya Sumatra. Untuk mecapai tujuan tersebut, usaha-usaha yang dilakukan antara lain adalah dengan menghilangkan adanya prasangka etnis di kalangan orang Sumatra, memperkuat perasaan saling membantu, serta bersama-sama mengangkat derajat penduduk Sumatra dengan jalan menggunakan propaganda, kursus, ceramah-ceramah, dan sebagainya.
Perkumpulan ini didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 di Jakarta.
Organisasi Ambon Muda atau Pemuda-pemuda Ambon didirikan pada tanggal 9 Mei 1920. Maksud dan tujuannya adalah menggalang persatuan dan mempererat tali persaudaraan di kalangan pemuda-pemuda yang berasal dari daerah Ambon (Maluku). Pendirinya adalah A.J. Patty, seorang pemuda dari Maluku. Ia memperssatukan organisasi-organisasi orang ambon dengan menggunakan organisasi yang telah ia dirikan sebelumnya, Serikat Ambon, di Semarang. Karena dianggap menentang kebijakan Belanda, ia ditangkap dan diasingkan ke berbagai tempat seperti Ujung Pandang, Bengkulu, Palembang, dan Flores. Ditangkapnya Patty sedikit menyebabkan kemunduran organisasi tersebut, hingga akhirnya muncul tokoh baru, Mr. Latuharhary.
Jong Minahasa
Organisasi pemuda yang didirikan oleh para pemuda pelajar menengah yang berasal dari kelompok etnis Minahasa pada tanggal 24 April 1919 di Jakarta. Jong Minahasa artinya “Minahasa Muda” atau “Pemuda Minahasa”. Maksud dan tujuannya adalah menggalang dan mempererat persatuan dan tali persaudaraan di kalangan pemuda – pemuda (pelajar) yang berasal dari Minahasa. Organisasi ini merupakan kelanjutan dari organisasi yang didirikan sejak tahun 1912 di Semarang, yakni Rukun Minahasa. Di antara pemimpin JongMinahasa yang paling dikenal adalah Ratulangi. Berdirinya organisasi ini bermula dari kebutuhan praktis yang selalu menekan kehidupan para pemuda pelajar di perantauan.  
c)   Gerakan perempuan
Putri Mardika adalah organisasi keputrian tertua dan merupakan bagiandari Budi Utomo. Tujuannya adalah untuk memberikan bantuan, bimbingan dan penerangan kepada wanita-wanita pribumi dalam menuntut pelajaran dan dalam menyatakan pendapat di muka umum. Kegiatannya antara lain sebagai berikut:
·         memberikan beasiswa dan menerbitkan majalah bulanan. Tokoh-tokohnya: P.A Sabarudin, R.A Sutinah Joyopranoto, R.R Rukmini, dan SadikuTondokukumo.

Organisasi ini didirikan oleh Tuan dan Nyonya C. Th. Van Deventer,
tokoh politik etis. Salah satu usahanya adalah mendirikan sekolah-sekolah,misalnya: Sekolah Kartini di Jakarta, Bogor, Semarang (1913), setelah itu diMadiun (1914), Malang dan Cirebon (1916), Pekalongan (1917), Subabaya dan
Rembang.
Organisasi ini berdiri sejak tahun 1904 di Bandung, yang didirikan oleh R.Dewi Sartika. Pada tahun 1910 didirikan Sekolah Keutamaan Istri, dengan tujuan mengajar anak gadis agar mampu membaca, menulis, berhitung,  punya keterampilan kerumahtanggaan agar kelak dapat menjadi ibu rumah tangga yang baik. Kegiatan ini kemudian mulai diikuti oleh kaum wanita di kota-kota lainnya, yaitu Tasikmalaya, Garut, Purwakarta, dan Padang Panjang.
KAS didirikan di Kota Gadang Sumatra Barat oleh Rohana
Kudus tahun 1914. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendidikan wanita,dengan mengajarkan cara-cara mengatur rumah tangga, membuat barang-barang kerajinan tangan beserta cara pemasarannya. Pada tahun itu juga, KAS berhasi mendirikan sekolah wanita pertama di Sumatera sebelum terbentuknya Diniyah
Putri di Padangpanjang.
Aisyiah didirikan pada 22 April 1917 dan merupakan bagian dari
Muhammadiyah. Pendirinya adalah H. Siti Walidah Ahmad Dahlan.Kegiatan utamanya adalah memajukan pendidikan dan keagamaan bagi kaum wanita, memelihara anak yatim, dan menanamkan rasa kebangsaan lewat kegiatan organisasi agar kaum wanita dapat mengambil peranan aktif dalam pergerakan
nasional.
PIKAT didirikan pada bulan Juli 1917 oleh Maria Walanda Maramis di
Menado, Sulawesi Utara. Tujuannya: memajukan pendidikan kaum wanita dengan cara mendirikan sekolah-sekolah rumah tangga (1918) sebagai calon pendidik
anak-anak perempuan yang telah tamat Sekolah Rakyat. Di dalamnya diajari cara-
cara mengatur rumah tangga yang baik, keterampilan, dan menanamkan rasa kebangsaan.
Pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia pertama. Kongres tersebut diprakarsai oleh berbagai organisasi wanita seperti: Wanita Utomo, Putri Indonesia, Wanita Katolik, Wanita Mulya, Aisyiah, SI, JIB, dan Taman Siswa bagian wanita. Tujuan kongres adalah mempersatukan cita-cita dan usaha untuk memajukan wanita Indonesia, dan juga mengadakan gabungan antara berbagai perkumpulan wanita yang ada. Dalam kongres itu diambil keputusan untuk mendirikan gabungan perkumpulam wanita yang disebut Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) dengan tujuan:
·         memberi penerangan dann perantaraan kepada kaum perempuan, akan
·         mendirikan studie fond untuk anak-anak perempuan yang tidak mampu;
·         mengadakan kursus-kursus kesehatan;
·         menentang perkawinan anak-anak;
·          memajukan kepanduan untuk organisasi-organisasi wanita tersebut di atas,pada umumnya tidak mencampuri urusan politik dan berjuang dengan haluan kooperatif

PERIODE RADIKAL
        Masa dimana organisasi2 pergerakan menolak bekerjasama atau bersikap non koperatif dengan pemerintah kolonial belanda dan secara tegas menuntut kemerdekaan.
a)       Perhimpunan Indonesia (PI)
Latar belakang pendirian
Organisasi ini pada awalnya bernama Indische Vereniging, yang didirikan di Belanda pada tahun 1908 oleh Sultan Kasayangan dan Noto Suroto. Tujuan semula dari organisasi ini yaitu memajukan kepentingan bersama atas orang-orang yang berasal dari Indonesia, baik yang pribumi maupun nonpribumi yang berada di Belanda.
Kedatangan tokoh-tokoh yang diasingkan di Belanda seperti Cipto Mangunkusumo, Suwardi Suryaningrat dan Muhammad Hatta sangat mempengaruhi perkembangan Indische Vereniging. Dalam perkembangannya organisasi ini menjadi lebih radikal dan mengarah pada politik. Untuk mempropagandakan programnya organisasi ini menerbitkan majalah Hindia Poetra. Akhirnya pada tanggal 3 Februari 1925, Indische Vereniging diganti menjadi Perhimpunan Indonesia (PI) yang bersemboyan “Indonesia Merdeka”. Dan majalah Hindia Poetra juga berubah nama menjadi Indonesia Merdeka.
b)   Partai Komunis Indonesia (PKI)
Latar belakang pendirian
Organisasi awalnya bernama Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) yang berdiri pada tanggal 4 Mei 1914. Dan tokoh-tokoh dari Belanda diantaranya Sneevliet, Brandsteder, H.W Dekker, P. Bergsma.Sedang tokoh-tokoh dari Indonesia diantaranya Darsono, Semaun.Pada tanggal 23 Mei 1920, ISDV diubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Di mana kepengurusannya yaitu Semaun (ketua), Darsono (Wakil Ketua), Bergsma (Sekretaris), H.W. Dekker (bendahara) dan anggotanya terdiri dari Baars, Sugono. Untuk dapat menarik simpati dari rakyat, para tokoh PKI menyusup ke tubuh Sarekat Islam, sehingga Sarekat Islam pecah menjadi SI Putih dan SI Merah.
c)   Partai Nasional Indonesia (PNI)
Latar belakang pendirian
Partai Nasional Indonesia didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 oleh Ir. Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr. Iskaq Tjokrodisuryo, Mr. Budiarto dan Mr. Soenarjo. Tujuan dari PNI yaitu mencapai Indonesia merdeka dengan usaha sendiri.
Kepengurusan PNI
Dalam kongres PNI pertama di Surabaya tanggal 27-30 Mei 1928 ditetapkan kepengurusannya sebagai berikut:
·        Ketua (Ir. Soekarno)
·        Sekretaris/bendahara (Mr. Iskaq Tjokrohadisurjo)
·        Anggota (Dr. Samsi, Mr. Sartono, Mr. Soenarjo, Ir. Anwari).
Dalam kongres tersebut juga menetapkan susunan kerja yaitu mencapai Indonesia merdeka, memajukan perekonomian nasional dan memajukan pelajaran nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu self help (berjuang dengan usaha sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya terhadap pemerintah juga antipati dan nonkooperasi. Dengan dasar perjuangannya adalah marhaenisme.
Karena dinilai membahayakan pemerintah kolonial Belanda, maka tokoh PNI diantaranya Soekarno, Gatot Mangkuprodjo, Markum Sumodiredjo dan Supriadinata ditangkap dan dijatuhi hukuman oleh pengadilan Bandung. Dalam proses peradilan, Soekarno melakukan pembelaan dengan judul “Indonesai Menggugat”. Karena penangkapan para tokohnya membuat PNI semakin goyah sehingga dalam kongres luar biasa pada tanggal 25 April 1931 di Jakarta, PNI dibubarkan dan hal ini menimbulkan pro dan kontra. Kejadian ini membuat Mr. Sartono mendirikan Partindo. Sedangkan Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir mendirikan Pendidikan Nasional Baru (PNI Baru).
Periode bertahan
Periode dimana gerakan nasionalisme di indonesia berupaya lebih moderat dan menahan diri. Sikap moderat berarti bekerja sama kembali dengan pemerintah kolonial belanda. Agar organisasi pergerakan tidak diberangus belanda dan para tokohnya tidaka di tangkap maupun diasingkan.dengan demikian,kelangsungan hidup organisasi pergerakan serta kesinambungan perjuangan indonesia merdeka tetap terjaga.
a)    Partai   Indonesia  Raya (PARINDRA)
Parindra berdiri pada tanggal 26 Desember 1935 di kota Solo, Parindra merupakan fusi (gabungan) antara Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Tokoh tokoh Parindra adalah dr. Sutomo, Moh. Husni Tamrin, R Panji Suroso, R. Sukarji Wiryopranoto, Mr Susanto. Taktik dan asas perjuangannya adalah kooperatif.
Tujuan Parindra adalah “ Mencapai Rindonesia Raya” dengan jalan :
1.           memperkokoh persatuan dan kesatuam bangsa
2.           menjalankan aksi polotok untuk mencapai pemerintahan yang demokratis
3.           memajukan ekonomi dan sosial masyarakat Indonesia.

b)    Gerakan Rakyat Indonesia (  GERINDO  )
Gerindo berdiri pada tanggal 24 Mei 1937 di Jakarta.Tujuan Gerindo adalah :
1.   mencapai Indonesia merdeka
2.   memperkokoh ekonomi Indonesia
3.   mengangkat kesejahteraan kaum buruh
4.   memberi bantuan bagi para pengangguran
Keanggotaan Gerindo terbuka untuk umum, dan menerima seluruh lapisan masyarakat baik itu orang pribumi, china, arab maupun Eropa.Tokoh tokoh Gerindo  yang terkenal adalah Drs. AK Ghani, Mr. Sartono, Mr.Muhammad Yamin, R Wilopo, Amir Syarifudin.
c)    Gabungan Politik Indonesia (GAPI )
Gabungan politik Indonesia (GAPI) adalah organisasi yang berdiri dengan latar belakang penolakan “Petisi Sutarjo” oleh pemerintah Belanda. Petisi Sutarjo adalah petisi yang berisi tuntutan kepada pemerintah Belanda agar Indonesia diberi pemerintahan sendiri, alas an pemerintah Belanda menolak petisi tersebut adalah  Indonesia belum tiba waktunya untuk  memiliki pemerintahan sendiri.
GAPI berdiri tanggal 21 Mei 1939 di Jakarta dan merupakan fusi dari Parindra, Gerindo,Pasundan,Persatuan Minahasa, Partai Sarekat Islam Indonesia dan PNI baru. Tokoh tokoh GAPI yang terkenal adalah Moh.Husni Tamrin,Amir Syarifudin dan Abikusno.
Hal hal yang diperjuangkan GAPI antara lain adalah :
1.   memperjuangkan pemakaian bahasa Indonesia dalam sidang  Volksraad
2.  penghapusan diskriminasi
3.  perubahan kata inlander menjadi orang Indonesia


 BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, karakteristik perjuangan setelah tahun 1908 terdiri dari:
1.    Dipimpin dan digantikan oleh kaum terpelajar
2.    Bersifat nasional dan telah ada kerjasama antar daerah
3.    Diplomasi dengan menggnakan cara-cara modern seperti media,perundingan,lobi,mogok dan sebagainya
4.    Memiliki organisasi
5.    Memiliki visi dan misi yang jelas yaitu indonesia merdeka
lahirnya organisasi pergerakan nasional di indonesia didukung oleh 2 faktor yaitu:
1.    Pengaruh yang datang dari dalam (internal)
a.    Kenangan kejayaan masa lampau
b.    Penderitaan dan kesengsaraan akibat imperialisme
c.    Munculnya golongan cendekiawan
d.    Kemajuan dalam bidang politik, sosial-ekonomi dan kebudayaan
2.    Pengaruh yang datang dari luar negeri (ekstemal)
a.    Kemenangan Jepang terhadap Rusia (1905);
b.    Pergerakan Kebangsaan India;
c.    Gerakan Kebangsaan Filipina;
d.    Gerakan Nasionalis Rakyat China;
e.    Pergerakan Turki Muda (1908);
f.     Pergerakan Nasionalisme Mesir;
Dengan berkembangnya pergerakan nasional di berbagai daerah di Asia maupun di Afrika berpengaruh sangat besar terhadap perjuangan rakyat Indonesia di dalam menentang kekuasaan kolonial Belanda.
perkembangan pergerakan nasional di indonesia terdiri dari 4 periode yaitu:  
1.    organisasi pada masa awal pergerakan nasional seperti( budi utomo, sarekat islam (si), muhammadiyah).
2.    organisasi pada periode nasionalisme politik seperti (indische Partij (IP), Gerakan pemuda, Gerakan perempuan).
3.    Organisasi pada periode radikal
Adalah Masa dimana organisasi2 pergerakan menolak bekerjasama atau bersikap non koperatif dengan pemerintah kolonial belanda dan secara tegas menuntut kemerdekaan.seperti Perhimpunan Indonesia (PI), Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Nasional Indonesia (PNI).
4.    Organisasi pada Periode bertahan
Periode dimana gerakan nasionalisme di indonesia berupaya lebih moderat dan menahan diri. Sikap moderat berarti bekerja sama kembali dengan pemerintah kolonial belanda seperti Partai   Indonesia  Raya (PARINDRA), Gerakan Rakyat Indonesia (  GERINDO  ), Gabungan Politik Indonesia (GAPI ).

B.     SARAN
       Betapa pentingnya peran organisasi pergerakan nasional bagi suatu bangsa. Sebab itulah, organisasi pergerakan nasional pada dasarnya harus ada dan mutlak adanya. Sebab organisasi sebenarnya merupakan sosok yang paling memiliki power untuk mengarungi sendi-sendi kehidupan bangsa dan negara ke depan. organisasi pergerakan nasional jugalah yang menjadi harapan untuk mengkritik setiap-setiap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan memberikan solusi yang cerdas untuk mengatasi suatu permasalahan.
organisasi pergerakan nasional dapat dikatakan sebagai kelompok pelanjut dan pelurus Pemerintah agar turut serta memberikan pelayanan kepada rakyat dan mewujudkan cita cita bangsa. karena pembangunan keorganisasian  dapat memecahkan permasalahan bangsa indonesia dan mewujudkan bangsa indonesia yang maju dan berdaulat.

DAFTAR PUSTAKA
Adil, M dan Hapsari, Ratna. (2013). Sejarah Indonesia untuk SMK/MAK Kelas XI. Jakarta : Penerbit Erlangga.
AM, Sardiman dan Dwi Lestariningsih, Amurwani. (2014). Sejarah Indonesia. Jakarta : Kemendikbud RI.

































































1 komentar:

Posting Komentar