KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “organisasi
pergerakan nasional : sarana perjuangan melawan kolonialisme di indonesia “ dengan
baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Industri ini
tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs.
Nofrizal,M.si selaku
kepala SMK Negeri 2 Batam.
2. Bapak Dhenny Asmarazisa Azis,SH,MM selaku guru mata
pelajaran sejarah di SMK Negeri 2 Batam.
3. Ibu Marlia ,S.Pd selaku wali kelas XI Akuntansi 3 di SMK
Negeri 2 Batam.
4. Serta teman-teman dan orang tua penulis yang membantu
dalam proses pembuatan makalah ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Sejarah zaman
Pergerakan Nasional. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
Batam, Mei 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Masa
pergerakan nasional di Indonesia ditandai dengan berdirinya
organisasi-organisasi pergerakan nasional. Pemuda Indonesia dengan gerakan
kepemudaan merupakan martir untuk memperjuangkan hak dan cita-cita bangsa. Di
tangan kaum mudalah harapan bangsa dapat terwujud. Bila berkaca pada sejarah,
gerakan pemuda Indonesia ditandai oleh lahirnya organisasi modern yang disebut
Boedi Oetomo pada tahun 1908. Kemudian diikrarkannya Sumpah Pemuda pada tahun
1928 sebagai kesepakatan untuk menyatukan unsur-unsur heterogen pemuda menjadi
bangsa yang satu. Dalam masa pertama dari pergerakan Indonesia pada periode
Budi Utomo, gerakan wanita baru berjuang untuk kedudukan sosial saja. Soal-soal
politik belum dalam jangkauannya. Mengenai kemerdekaan tanah-air masih terlalu
jauh dari penglihatan dan pemikirannya. Kesibukan-kesibukan pada Periode
Perintis dibidang pendidikan, pengajaran, kerumahtanggaan masih berlanjut
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
perkembangan pergeraan nasional di indonesia ?
2. Apa
saja faktor pendorong lahirnya pergerakan nasional di indonesia ?
3. Apa
saja organisasi awal pergerakan di indonesia ?
4. Apa saja
jenis-jenis organisasi pergerakan nasional yang ada di indonesia?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami latar
belakang lahirnya organisasi – organisasi pergerakan yang ada di indonesia.
2.
Untuk
Mengetahui jenis-jenis organisasi pergerakan nasional yang ada di indonesia
3.
Untuk
mengetahui organisasi awal pergerakan di indonesia
4.
Untuk
mengetahui faktor pendorong lahirnya pergerakan nasional di indonesia
BAB
II
PEMBAHASAN
a) KARAKTERISTIK PERJUANGAN SETELAH TAHUN
1908
No
|
Sebelum tahun 1908
|
Sesudah tahun 1908
|
1
|
Dipimpin raja atau bangsawan dan
tokoh agama
|
Dipimpin dan digantikan oleh kaum
terpelajar
|
2
|
Bersifat kedaerahan /lokal
|
Bersifat nasional dan telah ada
kerjasama antar daerah
|
3
|
Perjuangan dilakukan secara fisik
|
Diplomasi dengan menggnakan
cara-cara modern seperti media,perundingan,lobi,mogok dan sebagainya
|
4
|
Terfokus pada pemimpin kharismatik
|
Memiliki organisasi
|
5
|
Bersifat reaktif atau spontan
|
Memiliki visi dan misi yang jelas
yaitu indonesia merdeka
|
1. Dipimpin dan
digantikan oleh kaum terpelajar
Sebagian kaum ini berasal dari kaum bangsawan namun mereka adalah orang
orang yang terdidik dan terpelajar yang tidak terlepas dari politik etis pemerintah belanda .semula
yang dimaksdkan untuk memproleh tenaga kerja murah malah menjadi golongan
cendikiawan melawan kolonialisme .antara lain dr sutomo,soekarno,moh hatta,sutan
sjahrir dan suwardi suryaningrat
2. Bersifat
nasional
Hampir seluruh nusantara menjadi satu kesatuan politik,hukum,pemerintahan
yang merupakan cita cita belanda melalui pax netherlandica Yang menumbuhkan
rasa persatuan yang melahirkan kesadaran berbangsa dengan identitas senasib
sepenanggungan.dan salah satu faktor terjadinya hubungan antar cendekiawan
berbagai daerah pendidikan yang merupaka peran kaum terpelajar
3. Diplomasi
dengan cara modern
Dialtar belakangi kesadaran bangsa indonesia tidak sanggup menanding
kekuatan keuangan ,persenjataan,serta organisasi politik-militer belanda .melalui
media massa para aktivis organisasi pergerakan melakukan kritik serta agitasi
menentang berbagai kebijakan pemerintah kolonial belanda
4. Memiliki
organisasi
Pada saat sebelum tahun 1908 saat para kalangan raja/bangsawan dan ulama
wafatatau diasingkan perlawanan pun berhenti.setelah tahun 1908 perlawanan
bergantung pada oraganisasi-organisasi pergerakan dengan sistem yang rapi
dengan demikian keberlangsungan gerakan terjaga
5. Memiliki
visi dan misi yang jelas
Sebelum 1908 perjuangan bertujuan untuk membebaskan daerah yang menjadi
tawanan belanda.seiring muncul kesadaran bebangsa setelah 1908 melalui
organisasi-organisasi pergerakan diarahkan pada satu visi dan misi yang jelas
yaitu kemerdekaan indonesia.
b)
FAKTOR
PENDORONG LAHIRNYA ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL
i.
Pengaruh yang datang dari
dalam (internal)
1.
Kenangan kejayaan masa lampau
sebelum imperialisme bangsa
Eropa (Barat) masuk ke wilayah Indonesia, banyak terdapat kerajaan yang besar
dan jaya, seperti Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang menguasai
jalur pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka. Kerajaan ini pernah menjadi
pusat perdagangan dan bahkan pusat penyebaran agama Budha di Asia Tenggara.
2.
Penderitaan dan kesengsaraan
akibat imperialisme
muncul dan berkembangnya
imperialisme di dunia membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan
masyarakat, khususnya di wilayah Indonesia. Pelaksanaan imperialisme di wilayah
ini menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan bagi bangsa pribumi, karena kaum
penjajah hanya berusaha untuk mengeruk keuntungan demi kejayaan bangsanya
sendiri. Kesengsaraan dan penderitaan inilah yang menjadi alasan atau pendorong
munculnya periawanan-perlawanan bangsa Indonesia.
3.
Munculnya golongan cendekiawan
golongan cendekiawan muncul
dimana-mana sebagai akibat dari perkembangan dan peningkatan pendidikan. Akibat
lanjut dari penyebaran kaum cendekiawan di dalam masyarakat, timbullah berbagai
gerakan yang menentang penjajah. Oleh karena itu, kaum cendekiawan pribumi
tampil di atas panggung politik dan menjadi penggerak atau pimpinan pergerakan
nasional bangsa Indonesia.
4.
Kemajuan dalam bidang politik,
sosial-ekonomi dan kebudayaan
muncul dan berkembangnya
gerakan nasionalisme Indonesia juga disebabkan oleh kemajuan-kemajuan di bidang
politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan bangsa Indonesia :
a)
Kemajuan di bidang politik;
kegiatan gerakan atau partai-partai nasionalis ingin menumbangkan dominasi
politik kaum imperialis dan kolonialis Belanda (Barat). Kekuasaan kaum pribumi
pada masa itu terkungkung oleh pengaruh politik kolonial Belanda yang ketat dan
kejam. Praktek-praktek penyalahgunaan kekuasaan dan pelecehan hak asasi manusia
sering mewarnai kehidupan politik pemerintahan kolonial, maka golongan
nasionalis tampil menyuarakan aspirasi masyarakat yang terjajah.
b) Kemajuan di bidang sosial ekonomi; masalah itu terlihat dalam penghapusan
eksploitasi ekonomi asing. Penghapusan itu bertujuan untuk membentuk masyarakat
yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan sesuai dengan cita-dta keadilan
sosial. Kesadaran meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia menjadi prioritas
dan cita-cita perjuangan kaum nasionalis.
c) Kemajuan di bidang budaya; kaum nasionalis melihat kebudayaan asli hampir
punah dan berada dalam keadaan sekarat, sehingga perlu diberikan perlindungan
dan rekonstruksi yang memadai. Para pejuang nasionalis perlu memperhatikan dan
menjaga kelestarian serta menumbuhkembangkan kebudayaan asli atau memadukan
kedua kebudayaan itu. Oleh karena perkembangan kebudayaan asli yang tidak
menggembirakan itu, maka para pejuang nasionalis menjadikan sektor kebudayaan
menjadi salah satu cita-cita perjuangannya.
Ketiga bidang tersebut
merupakan kesatuan yang diperjuangkan secara serentak, karena ketiganya
memberikan ciri-ciri perjuangan nasionalis bangsa Indonesia. Paham nasionalis
pada mulanya berkembang secara lokal atau daerah, namun kemudian menjadi
kolektif dan meluas ke seluruh wilayah Indonesia yang terjajah dan akhirnya
menjadi paham nasionalis dari bangsa Indonesia.
ii.
Pengaruh yang datang dari luar
negeri (ekstemal)
1. Kemenangan Jepang terhadap Rusia (1905);
Modernisasi Jepang telah
membawa banyak perubahan terhadap perkembangan negeri dan bangsa Jepang di
dunia internasional pada masa itu. Jepang maju dengan pesat dalam segala
bidang. Bahkan kekuatan militer Jepang harus diperhitung-kan oleh bangsa-bangsa
Barat, termasuk Amerika Serikat pada masa itu. Untuk membuktikan kekuatan
militer Jepang, Korea menjadi sasaran pertamanya. Kemenangan yang diperolehnya
dalam perang Jepang melawan Korea, menyebabkan pasukan Jepang melanjutkan
ekspansinya ke Manchuria. Dalam penyerangan Jepang terhadap Manchuria itulah
pasukan Jepang berhadapan dengan Rusia, dan ternyata berdampak sangat luas di
wilayah Asia. Bangsa-bangsa di Asia mulai bangkit menentang penjajahan Barat.
Hal ini membuktikan bahwa di berbagai daerah Asia muncul dan berkembang
gerakan-gerkan yang bersifat nasional seperti di China, Filipina, India, Turki,
Indonesia bahkan sampai ke daratan Afrika seperti Mesir dan sebagainya.
2. Pergerakan Kebangsaan India;
Di dalam menghadapi penjajahan
Inggris, kaum pergerakan rakyat India membentuk organisasi kebangsaan yang
dikenal dengan nama All India National Congres. Tokoh-tokoh
yang terkenal dalam organisasi itu seperti Mahatma Gandhi, Pandit J. Nehru,
B.C. Tilak, Moh. Ali Jinah, Iskandar Mirza, Liquat Ali Khan dan sebagainya. Di
antara para pemimpin India itu, yang lebih terkenal adalah Mahatma Gandhi yang
memiliki dasar perjuangan sebagai berikut.
(a). Ahimwi (dilarang membunuh), yaitu
gerakan anti peperangan, (b). Hartnl yaitu suatu gerakan rakyat India dalam bentuk
aksi yang tidak berbuat apapun walaupun mereka tetap masuk kantor ataupun
pabrik dan sebagainya,
(c). Satyagrnhn yaitu suatu gerakan rakyat India untuk
tidak bekerja sama dengan pemerintah kolonial Inggris,
(d).Swacicsi yaitu gerakan rakyat India untuk memakai
barang-barang buatan negeri sendiri.
3. Gerakan Kebangsaan Filipina;
Gerakan rakyat Filipina digerakkan dan dikobarkan oleh Dr. Jose Rizal
dengan tujuan untuk mengusir penjajah bangsa Spanyol dari wilayah Filipina. Dr.
Jose Rizal berhasil ditangkap dan pada tanggal 30 September 1896, ia dijatuhi
hukuman mati. Kemudian gerakannya dilanjutkan oleh Emilio Aquinaldo dan
berhasil memproklamasikan kemerdekaan Filipina tanggal 12 Juni 1898 namun
kemerdekaan yang berhasil diperolehnya itu tidak dapat bertahan lama, karena
kemunculan Amerika Serikat yang berhasil menghapuskan kemerdekaan itu. Filipina
dikuasai oleh Amerika Serikat dan baru diberi kemerdekaan oleh Amerika Serikat
pada tanggal 4 Juli 1946.
4. Gerakan Nasionalis Rakyat China;
Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen. la mengadakan pembaharuan di
segala sektor kehidupan bangsa China. Dasar perjuangan yang dikemukakan oleh
Sun Yat Sen adalah San Min Chu I yang terdiri dari :
(a). Republik China adalah
suatu negara nasional China,
(b). Pemerintah China disusun
atas dasar demokrasi atau kedaulatan berada di tangan rakyat,
(c). Pemerintah China
mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya.
5. Pergerakan Turki Muda (1908);
Gerakan ini dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha. la menuntut adanya
pembaharuan dan moderrusasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya.
6. Pergerakan Nasionalisme Mesir;
Gerakan ini dipimpin oleh
Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama
Inggris atas negeri Mesir.
Dengan berkembangnya pergerakan nasional di
berbagai daerah di Asia maupun di Afrika berpengaruh sangat besar terhadap
perjuangan rakyat Indonesia di dalam menentang kekuasaan kolonial Belanda. Gerakan-gerakan
yang muncul di Indonesia ditandai dengan munculnya organisasi-organisasi modern
yang didirikan oleh kalangan terpelajar. Tujuan akhir dari setiap organisasi
pergerakan rakyat Indonesia adalah terlepas dari kekuasaan penjajahan kolonial
Belanda atau memerdekakan bangsa Indonesia. Munculnya pergerakan rakyat
Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908.
Bahkan tahun ini dijadikan tonggak bersejarah bangkitnya bangsa Indonesia untuk
menentang kekuasaan kolonial Belandag.
c) PERKEMBANGAN
PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
Organisasi pada masa awal pergerakan nasional :
a)
Budi Utomo
Latar
belakang pendirian
Pada tahun 1906, Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo mengadakan kampanye
menghimpun dana pelajar (Studie Fund) di kalangan priyayi di Pulau Jawa yang
bertujuan untuk meningkatkan martabat rakyat dan membantu para pelajar yang
kekurangan dana. Usaha tersebut dapat menarik simpati dari Dr. Sutomo salah
satu mahasiswa STOVIA Jakarta. Akhirnya berdirilah Budi Utomo pada tanggal 20
Mei 1908 dengan ketuanya Dr. Sutomo.
Tujuan mula Budi Utomo
Asal mula berdirinya Budi Utomo bukanlah partai politik karena tujuannya
ingin memperbaiki pelajaran di sekolah-sekolah, mengumpulkan dana untuk
memfasilitasi anak-anak bersekolah, membuka sekolah pertanian, memajukan teknik
dan industri, menghidupkan kembali seni dan kebudayaan bumi putera, dan
menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan dalam rangka mencapai kehidupan rakyat
yang layak.
Kepengurusan Budi Utomo (Kongres I tanggal 3-5 Oktober
1908)
·
Ketua (Raden Tumenggung Aryo Tirtokusumo)
·
Wakil ketua
(Wahidin Sudirohusodo)
·
Sekretaris I
(Mas Ngabei Dwidjosewojo), sekretaris II (Raden Sostrosugondo)
·
Bendahara
(Raden Mas Panji Gondoatmodjo)
·
Komisaris
(Raden Mas Arjo Surdiputro, R.M. Panji Gondosumarjo, R. Djojosubroto, Dr. Cipto
Mangunkusumo).
Seiring dengan perkembangan zaman, Budi Utomo menjadi sebuah partai politik
sejak tahun 1915. Yang menjadikan Budi Utomo sebagai partai politik yaitu:
Melancarkan isu pentingnya pertahanan sendiri dari serangan bangsa lain;
Menyokong gagasan wajib militer pribumi; Mengirimkan komite Indie Weerbaar ke
Belanda untuk pertahanan Hindia; Ikut duduk dalam Volksraad (Dewan Rakyat);
Membentuk Komite Nasional untuk menghadapi pemilihan anggota volksraad.Kelahiran
Budi Utomo merupakan tonggak awal kebangkitan bangsa, oleh sebab itu setiap
tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
b) Sarekat Islam (SI)
Latar belakang pendirian
Awal berdirinya organisasi ini bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Organisasi
ini didirikan oleh H. Samanhudi pada tahun 1911 di Solo. SDI bergerak dalam
bidang agama dan perdagangan. Dalam bidang agama yaitu menitikberatkan
pelaksanaan syariat Islam. Sedang dalam bidang perdagangan yaitu membela
kepentingan pedagang Islam dari dominasi pedagang Cina.
Strategi
Sarekat Islam
Agar jumlah anggota semakin besar tidak hanya pegadang Islam saja, maka
pada tanggal 18 September 1912, Sarekat Dagang Islam diubah menjadi Sarekat
Islam (SI) yang tokoh-tokohnya yaitu HOS Cokroaminoto, Abdul Muis, H. Agus
Salim dan Suryo Pranoto. Untuk menyebarkan propaganda perjuangannya, Sarekat
Islam menerbitkan surat kabar yang bernama Oetoesan Hindia.
Tujuan Sarekat Islam
·
Mengembangkan
jiwa berdagang.
·
Memberi
bantuan kepada anggotanya yang mengalami kesukaran.
·
Memajukan
pengajaran dan semua yang mempercepat naiknya derajat bumi putera.
·
Menentang
pendapat-pendapat yang keliru tentang agama Islam.
·
tidak
bergerak dalam bidang politik dan menggalang persatuan umat Islam hingga saling
tolong-menolong.
Perpecahan dalam Sarekat Islam
Pada tahun 1920 Sarekat Islam pecah menjadi dua, yakni: SI Putih, yang
berhaluan nasionalisme dan Islam. Berpusat di Yogyakarta dan dipimpin oleh H.
Agus Salim, HOS Cokroaminoto, Abdul Muis dan Suryo Pranoto; SI Merah, yang berhaluan
komunis. Berpusat di Semarang dan dipimpin oleh Semaun dan Darsono.
Dalam kongresnya di Madiun, SI Putih berganti nama menjadi Partai Sarekat
Islam (PSI). Kemudian pada tahun 1927 berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam
Indonesia (PSII). Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti nama menjadi
Sarekat Rakyat (SR) yang merupakan pendukung kuat Partai Komunis Indonesia
(PKI).
c) Muhammadiyah
Muhammadiyah berdiri pada 18 Nopember 1912 di Yogyakarta didirikan oleh KH
Ahmad Dahlan (1868-1923) seorang ulama besar dari Yogyakarta. Dengan tujuan :
(1) mengembangkan agama Islam sesuai perintah dan ajaran Nabi Muhammad SWA; (2)
membantu dan meningkatkan kehidupan masyarakat; (3) memajukan pendidikan di
Indonesia.
Amal usaha yang dilakukan Muhammadiyah dalam upaya menjunjung tinggi dan
menegakkan agama Islam, meliputi : (1) mendirikan, memelihara, dan membantu
mendirikan sekolah-sekolah berdasarkan agama Islam untuk meningkatkan harkat
dan martabat bangsa Indonesia; (2) Mendirikan dan memelihara tempat ibadah; (3)
mendirikan dan memelihara rumah sakit untuk menjaga kesehatan masyarakat; (4)
mendirikan dan memelihara panti asuhan untuk anak yatim piatu; (5) membentuk
badan perjalanan haji ke tanah suci; (6) membentuk organisasi otonom untuk
menampung masyarakat sesuai usia, jenis kelamin untuk berjuang meningkatkan
martabat sebagai orang Islam.
Organisasi ini bernama Muhammadiyah yang artinya pengikut Nabi Muhammad
dengan berupaya menjalankan ajaran Islam sesuai ajarannya.
Periode nasionalisme politik
a) Indische Partij (IP)
Latar belakang pendirian
Indische Partij berdiri tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh Tiga
Serangkai yaitu Douwes Dekker, Suwardi Suryaningrat dan Dr. Cipto Mangunkusumo.
Pendirian Indische Partij dimaksudkan untuk menggantikan Indische Bond yang
merupakan organisasi orang-orang Indo dan Eropa di Indonesia.
Tujuan Indische Partij
Indische Partij merupakan organisasi pergerakan yang secara terang-terangan
bergerak di bidang politik dan ingin mencapai Indonesia merdeka. Hal ini dapat
diketahui dari tujuannya yaitu membangunkan patriotisme semua indiers terhadap
tanah air dan untuk mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka. Cita-cita dan
tujuan Indische Partij disebarluaskan melalui majalah Het Tijdschrifc dan surat
kabar De Express terbitan Bandung.
Langkah Indische Partij dalam mempersiapkan kemerdekaan
Melalui sarana surat kabar De Express, tokoh Indische Partij mengkritik
pemerintah Belanda. Kritikan pertama dari Suwardi Suryaningrat yang menulis artikel dengan judul ‘Als ik een Nederlander was’ (Andaikan aku seorang Belanda),
membuat pemerintah Belanda menangkapnya dan diasingkan ke Belanda. Kritikan
berikutnya dari Dr. Cipto Mangunkusumo, yang menulis artikel melalui De Express pada tanggal 26 Juli 1913
dengan berjudul Kracht of Vrees? (berisi tentang kekhawatiran, kekuatan, dan ketakutan). Artikel tersebut membuat pemerintah Belanda marah dan
mengasingkannya ke Belanda.
Kejadian ini membuat Douwes Dekker ikut mengkritik pemerintah Belanda pada
tanggal 5 Agustus 1913, juga melalui De Express dengan judul Onze Helden:
Tjipto Mangoenkoesoemo en Soewardi Soerjaningrat (Pahlawan kita: Tjipto
Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat). Akhirnya Douwes Dekker juga ikut
ditangkap dan diasingkan ke Belanda.
Karena sakit yang dideritanya maka pada tahun 1914, Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke
Indonesia sedangkan Suwardi Suryaningrat dan Douwes Dekker baru kembali ke
Indonesia pada tahun 1919. Dalam perkembangannya, Douwes Dekker ditangkap lagi
dan dibuang ke Suriname, Amerika Latin.
b) Gerakan pemuda
Trikoro Dharmo adalah sebuah perkumpulan
pemuda yang berasal dari Jawa. Trikoro Dharmo didirikan di Jakarta pada tanggal
7 Maret 1915 oleh R. Satiman Wiryosanjoyo, Sunardi, dan Kadarman di gedung
kebangkitan nasional.. Trikoro Dharmo artinya tiga tujuan mulia (= sakti, budi,
bhakti).
Adapun tujuan Trikoro Dharmo adalah
mencapai jaya raya dengan jalan memperkukuh persatuan antarpemuda Jawa, Sunda,
Madura, Bali, dan Lombok. Untuk mencapai tujuan, usaha-usaha yang dilakukan
Trikoro Dharmo adalah menambah pengetahuan umum bagi anggotanya; memupuk tali
persaudaraan antar murid bumiputra sekolah menengah, sekolah guru, dan sekolah
kejuruan; membangkitkan dan mempertajam perasaan untuk segala bahasa budaya
Indonesia, khususnya Jawa.
Pada tahun 1918, nama Trikoro Dharmo
diubah menjadi Jong Java.Kegiatannya berkisar pada bidang sosial, budaya,
pemberantasan buta huruf,kepanduan, seni, dan lainnya.
Berdirinya Jong Java di Batavia memberikan inspirasi bagi pemuda-pemuda
Sumatra yang sedang belajar di Batavia untuk mendirikan organisasi serupa. Jong
Sumatranen Bond (JSB) adalah perkumpulan yang bertujuan untuk mempererat
hubungan di antara murid-murid yang berasal dari Sumatra, mendidik pemuda
Sumatra untuk menjadi pemimpin bangsa serta mempelajari dan mengembangkan
budaya Sumatra. Untuk mecapai tujuan tersebut, usaha-usaha yang dilakukan
antara lain adalah dengan menghilangkan adanya prasangka etnis di kalangan
orang Sumatra, memperkuat perasaan saling membantu, serta bersama-sama
mengangkat derajat penduduk Sumatra dengan jalan menggunakan propaganda,
kursus, ceramah-ceramah, dan sebagainya.
Perkumpulan ini didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 di Jakarta.
Perkumpulan ini didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 di Jakarta.
Organisasi Ambon Muda atau Pemuda-pemuda Ambon didirikan pada tanggal 9 Mei
1920. Maksud dan tujuannya adalah menggalang persatuan dan mempererat tali
persaudaraan di kalangan pemuda-pemuda yang berasal dari daerah Ambon (Maluku).
Pendirinya adalah A.J. Patty, seorang pemuda dari Maluku. Ia memperssatukan
organisasi-organisasi orang ambon dengan menggunakan organisasi yang telah ia
dirikan sebelumnya, Serikat Ambon, di Semarang. Karena dianggap menentang
kebijakan Belanda, ia ditangkap dan diasingkan ke berbagai tempat seperti Ujung
Pandang, Bengkulu, Palembang, dan Flores. Ditangkapnya Patty sedikit
menyebabkan kemunduran organisasi tersebut, hingga akhirnya muncul tokoh baru,
Mr. Latuharhary.
Jong Minahasa
Jong Minahasa
Organisasi pemuda yang didirikan oleh para pemuda pelajar menengah yang
berasal dari kelompok etnis Minahasa pada tanggal 24 April 1919 di Jakarta.
Jong Minahasa artinya “Minahasa Muda” atau “Pemuda Minahasa”. Maksud dan
tujuannya adalah menggalang dan mempererat persatuan dan tali persaudaraan di
kalangan pemuda – pemuda (pelajar) yang berasal dari Minahasa. Organisasi ini
merupakan kelanjutan dari organisasi yang didirikan sejak tahun 1912 di
Semarang, yakni Rukun Minahasa. Di antara pemimpin JongMinahasa yang paling
dikenal adalah Ratulangi. Berdirinya organisasi ini bermula dari kebutuhan
praktis yang selalu menekan kehidupan para pemuda pelajar di perantauan.
c) Gerakan perempuan
Putri Mardika adalah organisasi keputrian
tertua dan merupakan bagiandari Budi Utomo. Tujuannya adalah untuk memberikan
bantuan, bimbingan dan penerangan kepada wanita-wanita pribumi dalam menuntut pelajaran
dan dalam menyatakan pendapat di muka umum. Kegiatannya antara lain sebagai
berikut:
·
memberikan
beasiswa dan menerbitkan majalah bulanan. Tokoh-tokohnya: P.A Sabarudin, R.A
Sutinah Joyopranoto, R.R Rukmini, dan SadikuTondokukumo.
Organisasi ini didirikan oleh Tuan dan
Nyonya C. Th. Van Deventer,
tokoh politik etis. Salah satu usahanya adalah
mendirikan sekolah-sekolah,misalnya: Sekolah Kartini di Jakarta, Bogor,
Semarang (1913), setelah itu diMadiun (1914), Malang dan Cirebon (1916),
Pekalongan (1917), Subabaya dan
Rembang.
Organisasi ini berdiri sejak tahun 1904 di
Bandung, yang didirikan oleh R.Dewi Sartika. Pada tahun 1910 didirikan Sekolah
Keutamaan Istri, dengan tujuan mengajar anak gadis agar mampu membaca, menulis,
berhitung, punya keterampilan kerumahtanggaan
agar kelak dapat menjadi ibu rumah tangga yang baik. Kegiatan ini kemudian
mulai diikuti oleh kaum wanita di kota-kota lainnya, yaitu Tasikmalaya, Garut, Purwakarta, dan Padang Panjang.
KAS didirikan di Kota Gadang Sumatra Barat
oleh Rohana
Kudus tahun 1914. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
pendidikan wanita,dengan mengajarkan cara-cara mengatur rumah tangga, membuat barang-barang kerajinan tangan beserta cara
pemasarannya. Pada tahun itu juga, KAS berhasi mendirikan sekolah wanita
pertama di Sumatera sebelum terbentuknya Diniyah
Putri di Padangpanjang.
Aisyiah didirikan pada 22 April 1917 dan
merupakan bagian dari
Muhammadiyah. Pendirinya adalah H. Siti Walidah Ahmad
Dahlan.Kegiatan utamanya adalah memajukan pendidikan dan keagamaan bagi kaum
wanita, memelihara anak yatim, dan menanamkan rasa kebangsaan lewat
kegiatan organisasi agar kaum wanita dapat mengambil peranan aktif dalam
pergerakan
nasional.
PIKAT didirikan pada bulan Juli 1917 oleh
Maria Walanda Maramis di
Menado, Sulawesi Utara. Tujuannya: memajukan
pendidikan kaum wanita dengan cara mendirikan sekolah-sekolah rumah tangga (1918) sebagai calon
pendidik
anak-anak perempuan yang telah tamat Sekolah Rakyat.
Di dalamnya diajari cara-
cara mengatur rumah tangga yang baik, keterampilan,
dan menanamkan rasa kebangsaan.
Pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta,
diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia pertama. Kongres tersebut
diprakarsai oleh berbagai organisasi wanita seperti: Wanita Utomo, Putri
Indonesia, Wanita Katolik, Wanita Mulya, Aisyiah, SI, JIB, dan Taman Siswa
bagian wanita. Tujuan kongres adalah mempersatukan cita-cita dan usaha untuk
memajukan wanita Indonesia, dan juga mengadakan gabungan antara berbagai
perkumpulan wanita yang ada. Dalam kongres itu diambil keputusan untuk
mendirikan gabungan perkumpulam wanita yang disebut Perikatan Perempuan
Indonesia (PPI) dengan tujuan:
·
memberi
penerangan dann perantaraan kepada kaum perempuan, akan
·
mendirikan
studie fond untuk anak-anak perempuan yang tidak mampu;
·
mengadakan
kursus-kursus kesehatan;
·
menentang
perkawinan anak-anak;
·
memajukan kepanduan untuk
organisasi-organisasi wanita tersebut di atas,pada umumnya tidak mencampuri
urusan politik dan berjuang dengan haluan kooperatif
PERIODE RADIKAL
Masa dimana organisasi2
pergerakan menolak bekerjasama atau bersikap non koperatif dengan pemerintah
kolonial belanda dan secara tegas menuntut kemerdekaan.
a)
Perhimpunan Indonesia (PI)
Latar
belakang pendirian
Organisasi ini pada awalnya bernama Indische Vereniging, yang didirikan di
Belanda pada tahun 1908 oleh Sultan Kasayangan dan Noto Suroto. Tujuan semula dari organisasi ini
yaitu memajukan kepentingan bersama atas orang-orang yang berasal dari
Indonesia, baik yang pribumi maupun nonpribumi yang berada di Belanda.
Kedatangan
tokoh-tokoh yang diasingkan di Belanda seperti Cipto Mangunkusumo, Suwardi
Suryaningrat dan Muhammad Hatta sangat mempengaruhi perkembangan Indische
Vereniging. Dalam perkembangannya organisasi ini menjadi lebih radikal dan
mengarah pada politik. Untuk mempropagandakan programnya organisasi ini
menerbitkan majalah Hindia Poetra. Akhirnya pada tanggal 3 Februari 1925, Indische Vereniging diganti menjadi
Perhimpunan Indonesia (PI) yang bersemboyan “Indonesia Merdeka”. Dan majalah
Hindia Poetra juga berubah nama menjadi Indonesia Merdeka.
b) Partai Komunis Indonesia (PKI)
Latar
belakang pendirian
Organisasi awalnya bernama Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV)
yang berdiri pada tanggal 4 Mei 1914. Dan tokoh-tokoh dari Belanda diantaranya Sneevliet,
Brandsteder, H.W Dekker, P. Bergsma.Sedang tokoh-tokoh dari Indonesia diantaranya Darsono,
Semaun.Pada tanggal 23 Mei 1920, ISDV diubah menjadi Partai Komunis Indonesia
(PKI). Di mana kepengurusannya yaitu Semaun (ketua), Darsono (Wakil Ketua),
Bergsma (Sekretaris), H.W. Dekker (bendahara) dan anggotanya terdiri dari
Baars, Sugono. Untuk dapat menarik simpati dari rakyat, para tokoh PKI menyusup
ke tubuh Sarekat Islam, sehingga Sarekat Islam pecah menjadi SI Putih dan SI
Merah.
c) Partai Nasional Indonesia (PNI)
Latar
belakang pendirian
Partai Nasional Indonesia didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927
oleh Ir. Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr. Iskaq Tjokrodisuryo,
Mr. Budiarto dan Mr. Soenarjo. Tujuan dari PNI yaitu mencapai Indonesia merdeka
dengan usaha sendiri.
Kepengurusan
PNI
Dalam kongres PNI pertama di Surabaya tanggal 27-30 Mei 1928 ditetapkan
kepengurusannya sebagai berikut:
·
Ketua (Ir.
Soekarno)
·
Sekretaris/bendahara
(Mr. Iskaq Tjokrohadisurjo)
·
Anggota (Dr.
Samsi, Mr. Sartono, Mr. Soenarjo, Ir. Anwari).
Dalam kongres tersebut juga menetapkan susunan kerja yaitu mencapai Indonesia merdeka,
memajukan perekonomian nasional dan memajukan pelajaran nasional. Untuk
mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu self help (berjuang
dengan usaha sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya terhadap pemerintah juga
antipati dan nonkooperasi. Dengan dasar perjuangannya adalah marhaenisme.
Karena dinilai membahayakan pemerintah kolonial Belanda, maka tokoh PNI
diantaranya Soekarno, Gatot Mangkuprodjo, Markum Sumodiredjo dan Supriadinata
ditangkap dan dijatuhi hukuman oleh pengadilan Bandung. Dalam proses peradilan,
Soekarno melakukan pembelaan dengan judul “Indonesai Menggugat”. Karena
penangkapan para tokohnya membuat PNI semakin goyah sehingga dalam kongres luar
biasa pada tanggal 25 April 1931 di Jakarta, PNI dibubarkan dan hal ini
menimbulkan pro dan kontra. Kejadian ini membuat Mr. Sartono mendirikan Partindo.
Sedangkan Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir mendirikan Pendidikan Nasional Baru
(PNI Baru).
Periode bertahan
Periode dimana gerakan nasionalisme
di indonesia berupaya lebih moderat dan menahan diri. Sikap moderat berarti
bekerja sama kembali dengan pemerintah kolonial belanda. Agar organisasi
pergerakan tidak diberangus belanda dan para tokohnya tidaka di tangkap maupun
diasingkan.dengan demikian,kelangsungan hidup organisasi pergerakan serta
kesinambungan perjuangan indonesia merdeka tetap terjaga.
a)
Partai Indonesia Raya
(PARINDRA)
Parindra berdiri pada tanggal 26
Desember 1935 di kota Solo, Parindra merupakan fusi (gabungan) antara Budi
Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Tokoh tokoh Parindra adalah dr.
Sutomo, Moh. Husni Tamrin, R Panji Suroso, R. Sukarji Wiryopranoto, Mr Susanto.
Taktik dan asas perjuangannya adalah kooperatif.
Tujuan
Parindra adalah “ Mencapai Rindonesia Raya” dengan jalan :
1.
memperkokoh
persatuan dan kesatuam bangsa
2.
menjalankan
aksi polotok untuk mencapai pemerintahan yang demokratis
3.
memajukan
ekonomi dan sosial masyarakat Indonesia.
b)
Gerakan
Rakyat Indonesia ( GERINDO )
Gerindo
berdiri pada tanggal 24 Mei 1937 di Jakarta.Tujuan Gerindo adalah :
1.
mencapai
Indonesia merdeka
2.
memperkokoh
ekonomi Indonesia
3.
mengangkat kesejahteraan
kaum buruh
4.
memberi
bantuan bagi para pengangguran
Keanggotaan Gerindo terbuka untuk umum, dan menerima seluruh lapisan
masyarakat baik itu orang pribumi, china, arab maupun Eropa.Tokoh tokoh
Gerindo yang terkenal adalah Drs. AK Ghani, Mr. Sartono, Mr.Muhammad
Yamin, R Wilopo, Amir Syarifudin.
c)
Gabungan
Politik Indonesia (GAPI )
Gabungan politik Indonesia (GAPI) adalah organisasi yang berdiri dengan
latar belakang penolakan “Petisi Sutarjo” oleh pemerintah Belanda. Petisi
Sutarjo adalah petisi yang berisi tuntutan kepada pemerintah Belanda agar
Indonesia diberi pemerintahan sendiri, alas an pemerintah Belanda menolak
petisi tersebut adalah Indonesia belum tiba waktunya
untuk memiliki pemerintahan sendiri.
GAPI berdiri tanggal 21 Mei 1939 di Jakarta dan merupakan fusi dari
Parindra, Gerindo,Pasundan,Persatuan Minahasa, Partai Sarekat Islam Indonesia
dan PNI baru. Tokoh tokoh GAPI yang terkenal adalah Moh.Husni Tamrin,Amir
Syarifudin dan Abikusno.
Hal hal yang
diperjuangkan GAPI antara lain adalah :
1. memperjuangkan
pemakaian bahasa Indonesia dalam sidang Volksraad
2. penghapusan
diskriminasi
3. perubahan kata
inlander menjadi orang Indonesia
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, karakteristik perjuangan setelah tahun 1908 terdiri dari:
Berdasarkan pembahasan di atas, karakteristik perjuangan setelah tahun 1908 terdiri dari:
1. Dipimpin dan digantikan oleh kaum terpelajar
2. Bersifat nasional dan telah ada kerjasama antar daerah
3. Diplomasi dengan menggnakan cara-cara modern seperti
media,perundingan,lobi,mogok dan sebagainya
4. Memiliki organisasi
5. Memiliki visi dan misi yang jelas yaitu indonesia
merdeka
lahirnya organisasi pergerakan nasional di indonesia
didukung oleh 2 faktor yaitu:
1. Pengaruh yang datang dari dalam
(internal)
a.
Kenangan kejayaan masa lampau
b. Penderitaan dan kesengsaraan
akibat imperialisme
c. Munculnya golongan cendekiawan
d. Kemajuan dalam bidang politik,
sosial-ekonomi dan kebudayaan
2. Pengaruh yang datang dari luar
negeri (ekstemal)
a. Kemenangan Jepang terhadap
Rusia (1905);
b. Pergerakan Kebangsaan India;
c. Gerakan Kebangsaan Filipina;
d. Gerakan Nasionalis Rakyat
China;
e. Pergerakan Turki Muda (1908);
f. Pergerakan Nasionalisme Mesir;
Dengan
berkembangnya pergerakan nasional di berbagai daerah di Asia maupun di Afrika
berpengaruh sangat besar terhadap perjuangan rakyat Indonesia di dalam
menentang kekuasaan kolonial Belanda.
perkembangan
pergerakan nasional di indonesia terdiri dari 4 periode yaitu:
1.
organisasi pada masa
awal pergerakan nasional seperti( budi utomo, sarekat islam (si), muhammadiyah).
2.
organisasi pada
periode nasionalisme politik seperti (indische Partij (IP), Gerakan pemuda, Gerakan perempuan).
3.
Organisasi pada periode radikal
Adalah Masa dimana organisasi2
pergerakan menolak bekerjasama atau bersikap non koperatif dengan pemerintah
kolonial belanda dan secara tegas menuntut kemerdekaan.seperti Perhimpunan Indonesia (PI), Partai
Komunis Indonesia (PKI), Partai Nasional
Indonesia (PNI).
4. Organisasi pada Periode bertahan
Periode
dimana gerakan nasionalisme di indonesia berupaya lebih moderat dan menahan
diri. Sikap moderat berarti bekerja sama kembali dengan pemerintah kolonial
belanda seperti Partai Indonesia Raya
(PARINDRA), Gerakan Rakyat Indonesia ( GERINDO ), Gabungan
Politik Indonesia (GAPI ).
B. SARAN
Betapa
pentingnya peran organisasi pergerakan nasional bagi suatu bangsa. Sebab
itulah, organisasi pergerakan nasional pada dasarnya harus ada dan mutlak
adanya. Sebab organisasi sebenarnya merupakan sosok yang paling memiliki power
untuk mengarungi sendi-sendi kehidupan bangsa dan negara ke depan. organisasi
pergerakan nasional jugalah yang menjadi harapan untuk mengkritik setiap-setiap
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan memberikan solusi yang
cerdas untuk mengatasi suatu permasalahan.
organisasi pergerakan nasional dapat dikatakan sebagai
kelompok pelanjut dan pelurus Pemerintah agar turut serta memberikan pelayanan kepada rakyat dan mewujudkan cita
cita bangsa. karena pembangunan keorganisasian
dapat memecahkan permasalahan bangsa indonesia dan mewujudkan bangsa
indonesia yang maju dan berdaulat.
DAFTAR PUSTAKA
Adil, M dan Hapsari, Ratna.
(2013). Sejarah Indonesia untuk SMK/MAK
Kelas XI. Jakarta : Penerbit Erlangga.
AM, Sardiman dan Dwi
Lestariningsih, Amurwani. (2014). Sejarah
Indonesia. Jakarta : Kemendikbud RI.
1 komentar:
judi sabung ayam BOLAVITA
Posting Komentar